Thursday, July 24, 2008

KARMA


Berkisah tentang kematian-kematian yang misterius dalam Keluarga Guan. Salah satu keturunannya, Armand (Joe Taslim) jatuh cinta pada Sandra (Dominique Agisca). Armand, putra dari istri kedua Phillip (Hengky Solaiman), ayahnya, anak pertama dari kakeknya, Tiong Guan (H.I.M. Damsyik)

Keluarga Guan, terutama para Ibu meninggal secara misterius setelah melahirkan anak pertama. Hubungan Armand dan Sandra tidak disetujui keluarga Sandra. Maka saat mengandung anak Armand di luar nikah dan diusir oleh keluarganya, Sandra tidak peduli dan pulang ke Indonesia karena Armand berjanji untuk menikahinya

Kejadian-kejadian aneh muncul sejak malam pertama Sandra tinggal di rumah keluarga barunya itu. Sandra selalu dihantui sosok seorang wanita berpakaian pengantin Cina kuno dan suara-suara yang menyuruhnya pergi dari rumah itu. Karena cintanya pada Armand dan tengah hamil 6 bulan, Sandra bersikeras untuk tetap tinggal dan menguak misteri di balik malapetaka yang terjadi pada semua perempuan di keluarga Guan, meskipun jiwanya terancam

KARMA BERTUAH PETAKA
Horor pertama Indonesia yang mengangkat budaya dan latar belakang Tiong Hoa.

Berawal dari cerita di sebuah surat berantai online yang disebarkan lewat email yang menceritakan tentang kisah mengerikan seorang perempuan Tiong Hoa, produser rumah produksi Credo Pictures, Elvin Kustaman mengontak Salman Aristo. Surat berantai itu telah mengilhaminya untuk membuat film ber-genre horror.

Maka berdasarkan surat berantai misterius itu, bekerjalah Salman Aristo menuliskan skenario yang akhirnya diberi judul ‘KARMA’. ‘KARMA’ yang disutradarai oleh Allan Lunardi, sebagai besutan perdananya bercerita tentang keluarga Guan yang misterius. Semua perempuan di keluarga itu meninggal tanpa sebab yang jelas. Hingga rumah keluarga Guan hanya berisikan Tiong Guan, anaknya Philip dan dua cucunya, Martin yang kurang waras dan Armand yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga untuk meneruskan bisnis keluarga mereka. Armand yang pernah bersekolah di luar negeri bertemu dengan Sandra, wanita anak semata wayang yang rela diusir keluarganya demi bersama Armand.

Film ber-genre horror/thriller ini sengaja dibuat kental bernuansakan budaya dan latar belakang Tiong Hoa. Demi mendapatkan sisi dan atmosfir otentik latar belakang masa lalu Tiong Guan, beberapa adegan sengaja mengambil setting di Lasem, Semarang. Khusus untuk sequence ini ada pula props peti mati kuno otentik yang ditunggui si empunya peti dari rumah duka. “Itu peti mati kita pinjem seharian dan harus dikembalikan hari itu juga. Yang punya ikut mengawal selama shooting berlangsung. Dia nggak berani ninggalin karena saking kunonya, peti mati itu hampir seperti barang keramat,” kata produser Elvin Kustaman. Maklumlah, di kebudayaan Tiong Hoa, tidak baik bermain-main dengan kematian. Awalnya si pemilik peti dari rumah duka itu memang tidak mengijinkan peti matinya dipakai untuk shooting, namun setelah dijelaskan apa tujuan dan cerita dari ‘KARMA’ ia menyutujui dengan syarat ia harus ikut ke mana peti itu pergi dan harus dikembalikan hari itu juga.

Menurut Elvin, shooting film yang walaupun bernuansa horror ini berjalan lancar tanpa kejadian aneh-aneh yang berarti. Paling Dominique yang sempat didatangi arwah penasaran yang lalu pergi karena kecele hamil palsunya. “Iya waktu itu shooting-nya di loteng rumah Tiong Guan (sebuah rumah tua di bilangan Jakarta Barat), kata salah satu pemain yang punya sixth sense, ada yang menempeli saya tapi lalu pergi, karena heran kenapa orang hamil koq baunya tidak ‘amis’,” kata Dominique.

Allan Lunardi sebagai sutradara pun sangat focus menggarap para pemain yang secara latar belakang dan tampilan fisiknya berbau Tiong Hoa seperti Dominique Diyose (Sandra), Joe Taslim (Armand), Jonathan Mulya (Tiong Guan muda), paket bapak anak Hengky dan Verdi Solaiman (Philip dan Martin), Jenny Chang (Ling Ling), dan H.I.M. Damsyik (Tiong Guan). Mereka berpendapat bahwa Allan sangat memperhatikan detil di saat shooting. Ia memiliki visi yang sangat jelas bagaimana suatu adegan harus terjadi. Semua pemain merasa tertantang dengan karakter mereka masing-masing. Dominique yang berperan sebagai wanita hamil besar betul-betul mempelajari gestur wanita hamil, sementara Joe Taslim yang sehari-harinya berprofesi sebagai atlit judo nasional dan model mengatakan bahwa karakternya mempunyai beban emosional yang dalam dan kompleks.

Untuk memperkaya gambar, Elvin Kustaman merangkul Aksan Sjuman yang sudah mumpuni mengerjakan scoring film-film nasional (The Photograph’, ‘Maya Raya Daya’, ‘Hantu’, dan ‘Dunia Mereka’) untuk mengerjakan scoring ‘KARMA’. Hasilnya? Aksan yang menggunakan pendekatan live scoring pada saat pengerjaan scoring untuk KARMA ini menggabungkan string kwartet, piano dan gamelan, menambah kekentalan nuasa mencekam yang indah dan membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya berdiri.

Rumah produksi Credo Pictures pun siap merilis ‘KARMA’ secara nasional di bulan Juli 2008.

Semoga karma baik selalu menyertai kita semua.

Jenis Film : Horror
Produser : Elvin Kustaman
Produksi : Credo Pictures
Homepage : http://www.credopictures.com/karma

No comments: